Selasa, 24 Juli 2012


CARRYING CAPACITY

Carrying Capacity adalah daya tampung padang penggembalaan (ha/UT) untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan (Bond, 2010). Kapasitas tampung atau Carrying capacity adalah jumlah hijauan makanan ternak yang dapat disediakan padang penggembalaan untuk kebutuhan ternak selama 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak (ST) per hektar. Kapasitas tampung (carrying capacity) sama dengan tekanan penggembalaan (stocking rate) optimal (Direktorat Perluasan Areal Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan Dan Air Departemen Pertanian, 2009).
Untuk dapat mendukung pengembangan usaha peternakan, maka perlu diperhatikan daya tampung (carrying capacity) ternak ruminansia di lahan pertanian dan perkebunan. Carrying Capacity ini merupakan kemampuan lahan pertanian/perkebunan untuk menyediakan pakan bagi ternak. Standar carrying capacity ternak ruminansia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Daya tampung (carrying capacity) ternak ruminansia.
No.          Keterangan                   Daya Tampung

1         Perkebunan                        1-2 ekor/ha/tahun
2
3
Jagung
Sawah
1 ekor/ha/tahun
2 ekor/ha/tahun

Sumber : Balitnak, Bogor
Daya tampung ini berdasarkan lahan pertanian/perkebunan yang mempunyai kesuburan tanah yang baik. Sedangkan lahan pertanian/perkebunan di Bangka Selatan mempunyai kandungan hara tanah yang rendah dan ph asam (3,5 – 5) sehingga potensi areal pertanian/perkebunan untuk menyediakan pakan ternak juga rendah (Sudono dan Sutardi, 1969). 
Daya tampung (carrying capacity) dapat diartikan juga sebagai kemampuan menampung ternak dalam satu tahun yang mencakup musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan produksi DM pada musim hujan selama 4 bulan sebesar 10.35 kg dan musim kemarau selama 8 bulan sebasar 9..21 kg.  Jika kita mengacu pada keperluarn DM sapi Bali 7.5 kg 3, maka daya tampung STS adalah : [{2(10.35)+1(9.21)}/3  : 7.5] = 9.59 : 7.5 = 1.3 ekor   Jadi daya tampuingnya 1.3 ekor untuk sapi Bali yang memertlukan DM 7.5 kg,  Sedangkan untuk sapi yang memerlukan DM 6.5 kg, maka daya tampiungnya adalah 9.59 : 6.5 = 1.4  ekor.

DAFTAR PUSTAKA
Bond. 2010. Manajemen. Pemberian Pakan Sapi. http://bond371.wordpress.com/. Di download tanggal 07 Juli 2012.
Direktorat Perluasan Areal Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan Dan Air Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Teknis Perluasan Areal Padang Penggembalaan. Departemen Pertanian: Jakarta.

Sudono, A dan B. Sutardi, 1969, Pedoman Beternak Sapi Perah, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Sabtu, 14 Juli 2012


RANSUM SEIMBANG
Ransum seimbang adalah ransum yang diberikan selama 24 jam yang mengandung semua zat nutrien (jumlah dan macam nutriennya) dan perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak (Chuzaemi, 2002). Pengetahuan  tentang kualifikasi bahan pakan diperlukan untuk menyusun ransum seimbang. Penyusunan ransum seimbang yang sesuai dengan kebutuhan ternak, diharapakan akan dapat menghasilkan produksi yang optimal.
Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrient yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun reproduksi. Pada umumnya ransum, untuk ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan pakan kosentrat (Sinar Tani, 2012). Untuk menyusun ransum seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan nutrien sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan status faali sapi potong diperlukan tahapan sebagai berikut :
1.      Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrient
Kebutuhan nutrien dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: tingkat pertumbuhan (status faali); ukuran tubuh ternak, lingkungan, keturunan, penyakit, parasit, jenis ternak, ketidakserasian pakan dan kekurangan nutrien. Kebutuhan zat nutrien ini dinyatakan dengan kandungan energi, protein, vitamin dan mineral (Tillman et al., 1998). Banyak tabel kebutuhan zat nutrien yang telah diterbitkan namun tabel kebutuhan yang diterbitkan oleh “National Academics of Science” yang disebut dengan National research council (NRC) adalah tabel yang banyak diadopsi. Namun demikian terdapat patokan yang mudah untuk menghitung kebutuhan pakan, yaitu kebutuhan bahan kering (BK) pakan/ekor/hari diperkirakan sebanyak 2,8 – 3 % BB (Kearl, 1982)
2.      Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrien bahan pakan
Selain rumput lapangan/legume, sumber pakan yang cukup potensial adalah hasil sisa (limbah) pertanian tanaman pangan. Optimalisasi penggunaan bahan pakan asal limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri diharapkan selain menurunkan biaya ransum juga mampu menghasilkan produktivitas secara optimal. Suplementasi dengan multinutrien perlu dilakukan untuk membentuk keseimbangan kondisi rumen dan memenuhi kebutuhan zat nutrient. Keseimbangan kondisi rumen dibutuhkan untuk meningkatkan kecernaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan.
3.      Penyusunan formula ransum
Terdapat tiga (3) macam metode yang biasa digunakan dalam penyusunan formula ransum yaitu pearson square method, least cost formulation dan  trial and error. Pearson square method adalah metode penyusunan pakan yang berasal dari perhitungan 4 macam bahan.  Least cost formulation adalah penyusunan ransum ekonomis dengan dasar linear programming. Metode  trial and error dapat dilakukan peternak dengan cara mengubah – ubah komposisi (persentase) bahan pakan dalam ransum dengan mempertimbangkan kriteria rasional, ekonomis dan aplikatip. Saat ini telah pula tersebia beberapa soft ware atau program yang dapat digunakan untuk penyusunan formula ransum seperti MIXID atau aplikasi EXCEL.
4.      Pencampuran bahan pakan
Penyampuran bahan pakan terutama dalam membuat kosentrat dapat dilakukan di atas lantai dengan cara mengaduk aduk beberapa bahan pakan menggunakan alat pengaduk (sekop) dimulai dengan bahan pakan yang jumlahnya paling sedikit, sedang dan terbanyak.
Didalam memilih bahan pakan perlu dihubungkan antara faktor harga dannilai gizi, jadi harga bahan pakan harus dinilai berdasarkan kandungan energi danproteinnya dalam bahan kering, karena energi dan protein merupakan zat makananutama yang dibutuhkan ternak. Penilaian mahal dan murahnya harga pakan tidak hanya didasarkan pada harga per-kilogramnya, tetapi harus juga didasarkan hargaenergi dan protein yang dikandungnya atau pilihan atas dasar nilai gizinya (Anangsutir, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Anangsutir. 2010. Diperhitungkan Ransum Seimbang. http://www.scribd.com/doc/21859498/43/Diperhitungkan-ransum-seimbang. Di download hari Rabu, 20 Juni 2012.

Chuzaemi. S. 2002 Arah dan sasaran penelitian nutrien sapi potong di Indonesia. Workshop Sapi Potong. Lolit Sapi Potong.
Kearl .1982.. Nutrien Requirement of Ruminant in Developing Countries.
Tabloid Sinar Tani. 2012. Ransum Seimbang bagi Ternak Sapi potong. http://tabloidsinartani.com/Mimbar-Penyuluhan/ransum-seimbang-bagi-ternak-sapi-potong.html. Di download Hari Rabu, 20 Juni 2012.
Tillman, Hartadi. H, Rekso Hadiprojo. S., Prawirokusumo, Lebdosoekodjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan UGM.
Umiyasih, U. Y.N. Anggraeny. 2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan pada Sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Selasa, 03 Juli 2012


COMPLETE FEED


Secara umum complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan yang mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah pertanian) dan konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya dengan sedikit tambahan rumput segar. Pakan komplit adalah ransum berimbang yang telah lengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan maupun produksi (Pamuji, 2012).
Bahan pembuatan Complete Feed
Bahan untuk pembuatan complete feed adalah segala macam hijauan dan bahan dari tumbuhan lainnya yang disukai oleh ternak seperti ; rumput, sorghum, jagung, biji-bijian kecil, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dll (KTT Kambing Petramas, 2011).
Proses Pembuatan Complete Feed
            Pembuatan Complete Feed untuk ternak Kambing dan Domba
            Bahan:
Tebon jagung yang sudah kering atau layu 71 kg, onggok kering 15 kg, dedak padi halus 10 kg, molasses (dapat diganti air gula kelapa) 1,5% serta garam 2%.
            Alat :
Drum plastic atau karung plastic (fermentor) dan alat pencacah (chooper).
            Cara Pembuatan :
Cacah tebon jagung menggunakan chooper atau secara manual dengan ukuran 0,5 – 2 cm. Campur cacahan tebon jagung dengan onggok, dedak padi, molasses dan garam. Masukkan campuran tersebut secara bertahap ke dalam fermentor lalu tutup rapat. Biarkan selama 3 minggu hingga bahan campuran matang. Hasil fermentasi siap diberikan kepada ternak. Satu ekor kambing dewasa membutuhkan pakan lengkap sekitar 2,5 – 3 kg per hari. Pakan yang sudah difermentasi ini bias disimpan selama 6 bulan (Sodiq dan Abidin, 2010).
            Pembuatan Complete Feed untuk ternak Sapi Potong
            Bahan-bahan yang digunakan :
Urea 0,5% dari campuran, garam dapur 2%, tetas tebu 6%, Tongkol jagung 45 kg, dedak padi 25 kg, tepung ikan 15 kg.
            Komposisi kandungan Complete Feed :
Protein 14,16%, Serat Kasar 17,16%, Bahan Kering 88,72% dan Gros Energi 3.837 kkal/kg.
            Cara pembuatan :
Bahan-bahan yang ada dibuat bentuknya secara seragam yaitu dengan digiling, kemudian bahan tersebut dicampur sesuai dengan komposisi formula yang telah ditentukan. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut : Bekatul 25%, Tongkol jagung 45%, Gaplek 15% dan Tepung Ikan 15%. Dari empat bahan tersebut ditambahkan tetes 6% dan urea 0,5% dari jumlah bahan. Semua bahan dicampur hingga rata dan dijemur hingga kering.
            Cara pemberian :
Jumlah pemberiannya adalah sebesar 2,9 sampai 3,2% bahan kering dari berat badan ternak.
            Hasil kajian yang telah dilakukan bahwa dengan menggunakan formula tersebut tingkat palatibilitas ternak terhadap ransum sangat baik dan dapat memberikan penambahan berat badan sebesar 0,9 hingga 1,25 kg/hari, jika 100% diberikan untuk ternak sapi potong jenis Brahman dan PO (Pernakan Ongol).
Manfaat Complete Feed Untuk Sapi Potong
1.      Pakan siap pakai yang memiliki kandungan nutrisi lengkap.
2.      Dengan complete feed peternak tidak lagi tergantung terhadap hijauan.
3.      Dapat memberikan penambahan bobot badan optimal.
4.      Peternak tidak lagi membutuhkan lahan yang luas untuk HMT.
5.      Menekan biaya pakan dalam usaha peternakan sehingga akan menambah pendapatan peternak lebih maksimal (Ramadani, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
KTT Kambing Petramas. 2011. Peternak Kambing Etawa Gumelar. Complete Feed Solusi bagi Permasalahan Pakan Ternak Kambing dan Domba. www.etawagumelar.blogspot.com. Di download Selasa, 26 Juni 2012.

Pamuji, T. 2012. Pembuatan Complete Feed (Pakan Kpmplit) Untuk Ternak Ruminansia. www.teguhpramuji.wordpress.com. Di download Rabu, 27 Juni 2012.

Ramadani. 2010. Pengolahan Limbah Pertanian dalam Bentuk Complete Feed untuk Sapi Potong. Complete Untuk Sapi Potong. www.bertani.wordpress.com/peternakan/. Di download Rabu, 27 Juni 2012.

Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2010. Membuat Pakan Komplit (Complete Feed). Peternakan Kambing Umban Sari, Pekanbaru. www.kambingindonesia.com. Di download Rabu, 27 Juni 2012.